Widget

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

Minggu, 18 Desember 2011

Bagaimana Etika Merubah Dunia?


Bagaimana Etika dapat Merubah Dunia?
Pertama, Saya akan membahas mengenai pengertian etika. Etika adalah filsafat tentang moral, artinya bahwa etika itu membahas dan mengaji nilai dan norma moral. Etika menjelaskan dan menjadi solusi dalam permasalahan-permasalahan moral yang terjadi dalam kehidupan manusia. Etika juga merupakan sebuah pedoman bagaimana manusia harus berperilaku dengan baik agar dapat mencapai kesejahteraan bersama. Pasti Kita semua sepakat bahwa etika sangat diperlukan untuk membuat masyarakat berfungsi secara teratur. Etika juga merupakan sebuah perekat yang dapat menyatukan masyarakat untuk hidup bersama mencapai kesejahteraan. Bayangkan saja, misalkan terjadi pelanggaran etika yaitu ‘berbohong’, maka akan sangat sulit bagi masyarakat untuk memercayai orang tersebut dan apabila ini terjadi secara konsisten terhadap seluruh masyarakat, maka tidak akan pernah terjadi komunikasi yang baik yang swecara keseluruhan tidak akan bisa mencapai kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Dari sekelumit pengertian di atas, kita dapat menjabarkan bagaiman etika mampu merubah dunia. Namun, untuk mengubah dunia kita tidak bisa langsung merubah sesuatu dengan ruang lingkup yang sangat luas seperti dunia. Ada pepatah bijak mengatakan “Jika kamu ingin merubah sesuatu yang besar, maka mulailah dengan hal yang kecil terlebih dahulu”, sama dengan apa yang kita renungkan bersama ini. Bagaimana etika merubah dunia, Kita mulai dari hal yang kecil dahulu agar dari hal kecil semakin meluas dan meluas sehingga Kita akan sampai pada tujuan akhir Kita, yaitu merubah dunia kea rah yang lebih baik.
Untuk dapat merubah dunia, Kita harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yang kita sebut etika kepada diri sendiri. Apakah diri kita sendiri perlu etika?, jawabannya tentu saja perlu. Bayangkan saja jika kita tidak bisa beretika kepada diri kita sendiri, maka pasti akan kacau diri ini terlihatnya. Kemudian pertanyaan yang muncul adalah bagaiman etika terhadap diri sendiri?, jawabannya tentu sangat mudah, mulai dari diri ini merasa lapar, maka sebaiknya dan seharusnya Kita makan. Dalam makanpun Kita telah diatur agar tidak berlebihan. Rasulullah SAW mengatakan bahwa “Makanlah Kamu di saat lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang”. Tujuannya adalah agar Kita seimbang dalam diri Kita dan agar Kita sehat. Saya membayangkan bagaiman jika Saya makan sampai kenyang atau mungkin makan sampai terlalu kenyang, pasti Saya akan merasa perut Saya sakit dan malas untuk berbuat apa-apa. Inilah etika terhadap diri sendiri berupa makan.
Kemudian adalah mandi. Apabila diri ini merasa bau, sebaiknya mandi, tidak hanya pada saat merasa bau, tetapi juga Kita dianjurkan untuk mandi setiap hari. Selain agar sehat juga agar Kita bisa menjaga diri dari celaan Orang lain. Bayangkan saja apabila Kita tidak mandi berhari-hari, maka selain Kita mudah terkena penyakit, juga Kita akan dicela oleh Orang lain karena Orang lain merasa terganggu dengan kehadiran Kita yang beraroma tidak sedap akibat tidak rajin mandi atau tidak mandi berhari-hari.
Yang selanjutnya adalah cara berpakaian. Dalam cara berpakaianpun Kita dianjurkan untuk memakai pakaian yang baik, bukan berarti pakaian yang bagus dan harganya mahal, akan tetapi pakaian yang layak dipakai sesuai dengan kondisi tempat dan Orang-orang yang akan Kita temui. Berpakaian yang baik merupakan salah satu cara dalam Kita beretika pada diri Kita sendiri. Orang tua Saya pernah berpesan “Nak, kalau kamu dengan cara berpakaianmu tidak menghargai orang lain minimal Kamu hargailah diri Kamu sendiri”. Ini menunjukkan bahwa pentingnya sebuah pakaian untuk dapat menghargai diri Kita sendiri. Bayangkan saja apabila Kita ambil contoh dalam sebuah pertemuan peserta lain berpakaian formal, missal baju batik dan celana panjang. Sedangkan Kita hanya memakai kaos oblong dan celan training. Selain Kita tidak menghargai orang lain, kita juga tidak menghargai diri Kita sendiri. Dengan etika terhadap diri sendiri  inilah hidup Kita sendiri akan menjadi teratur, sehingga penerapan etika harus dimulai dari lingkup yang kecil terlebih dahulu.
Lalu untuk merubah dunia dengan etika adalah dengan menerapkan prinsip beretika atau beretika yang baik dengan keluarga. Di sini Saya tidak akan membahas etika keluarga dengan kapasitas sebagai orang tua, tapi dalam kapasitas sebagai seorang Anak kepada Orang tua. Etika dalam keluarga itu sangat diperlukan. Bayangkan saja apabila dalam keluarga satu sama lain tidak memiliki etika, missal saja seorang Anak selalu melawan Orang tuanya, maka tidak akan nyaman rumah itu untuk tempat tinggal. Ada pepatah mengatakan “Rumahku adalah Surgaku”. Hal ini bukan berarti sebuah rumah dibangun secara mewah, besar, dan bagus. Namun lebih kepada isi dalam rumah tersebut yaitu Orang tua dan Anak. Kita sebagai Anak harus memiliki etika kepada Orang tua. Caranya adalah dengan berusaha melaksanakan perintah Orang tua, alangkah indahnya apabila dari hal kecil saja misalkan seorang Ibu meminta tolong kepada Anaknya yang sedang mengerjakan tugas, “Nak, tolong belikan Ibu 1 Kg telur “. Sang Anak dengan sigap “ya, bu”. Langsung Ia kerjakan perintah itu walaupun sedang mengerjakan tugas.
Kemudian etika dengan orang tua juga dapat ditunjukkan dengan tidak berbicara kasar kepada Orang tua atau anggota keluarga yang lain. Karena itu dapat menyakiti hati Mereka. Bayangkan saja apabila Orang tua berbicara kasar kepada Anaknya atau sebaliknya, tentunya rumah tersebut tidak akan nyaman untuk dihuni. Dengan etika terhadap keluarga inilah Kita telah memulai langkah kecil dalam merubah dunia agar menjadi lebih baik yang bertujuan menyejahterakan kehidupan bersama.
Setelah Kita beretika kepada diri sendiri dan Orang tua. Kita dianjurkan juga untuk beretika kepada lingkungan sekitar. Aada banyak macam Kita beretika kepadal ingkungan sekitar, misalnya etika terhadap teman, etika terhadap warga sekitar komplek atau tempat tinggal, etika di jalan ketika Kita keluar rumah, dan etika kepada tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitar Kita.
Etika terhadap teman dapat Kita tunjukkan dengan saling bertoleransi terhadap teman, tenggang rasa sangat diperlukan dalam pertemanan. Contohnya ketika ada teman yang berbeda Agama dengan kita dapat satu kelompok untuk mengerjakan tugas dan itu jatuh pada hari minggu. Alangkah indahnya jika teman-teman yang lain memersilahkan dia untuk beribadat dulu ke Gereja. Baru setelah itu dimulai belajar kelompoknya. Demikian juga dengan umat Nasrani juga mengijinkan temannya yang muslim untuk shalat jika sudah masuk waktunya. Hal inilah yang merupakan salah satu bagian dari etika Kita terhadap teman. Selain itu Kita dianjurkan untuk tidak berkata kasar kepada teman karena itu menyakiti hati  teman Kita. Bayangkan saja apabila Kita berkata kasar kepada teman Kita, mungkin saja Kita akan bermusuhan atau mungkin saja akan timbul pertengkaran.
Selanjutnya adalah beretika terhadap warga sekitar komplek atau tempat tinggal Kita. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kerja sama. Misalkan ada kerja bakti pada hari minggu, seyogyanya Kita hadir untuk berpartisipasi. Hal ini selain menunjukkan etika Kita, juga Kita akan lebih erat persaudaraan dengan warga lain. Alangkah tidak beretikanya Kita apabila ada kerja bakti Kita tidak datang dengan alasan malas. Selain dengan kerja sama Kita menunjukkan etika Kita dengan berlaku baik serta pandai menjaga lisan dengan warga sekitar. Tak jarang Kita mendengar ada warga yang bertengkar satu sama lain dan tak jarang masalahnya hanya sepele, yaitu saling ejek. Inilah langkah selanjutnya apabila Kita ingin merubah dunia dengan etika agar lebih baik.
Selanjutnya adalah etika di jalan ketika keluar rumah. Bagaiman Kita harus beretika?, caranya adalah dengan Kita mematuhi rambu-rambu yang ada di jalan dan menghormati setiap kepentingan yang ada di jalan. Tak jarang Kita lihat banyak terdapat kecelakaan di jalan disebabkan kurangnya etika Kita di jalan, banyak yang menerobos lampu merah. Itulah contoh dari tidak beretika di jalan. Alangkah indah dan tertibnya di jalan apabila Kita memiliki rasa untuk mematuhi peraturan dan beretika di jalan. Inilah mulai Kita berhubungan dengan dunia luar yang merupakan tempat di mana Kita mulai berhubungan dengan orang lain.
Kemudian adalah etika terhadap tumbuhan dan hewan di sekitar Kita. Tumbuhan dan Hewanpun perlu Kita perlakukan dengan baik karena Mereka juga makhluk Tuhan, sama seperti Kita. Cara Kita memerlakukan hewan dengan baik dan sesuai etika adalah tidak menyiksa hewan dengan cara menimpuk, menendang dan sebagainya. Terlebih jika Kita punya hewan peliharaan Kita harus rawat dia, beri makan, beri minum, dan menyayangi hewan tersebut. Cara kita memerlakukan tumbuhan dengan baik dan sesuai etika adalah tidak merusak tumbuhan sembarangan, tidak menebang semata hanya untuk mencari keuntungan. Terutama bagi yang memiliki tumbuhan di rumah masing-masing Kita harus menyiramnya setiap hari atau member pupuk dan sebagainya. Hal itu adalah bagian dari terminologi etika.
Maka jelaslah dari uraian-uraian di atas bahwa untuk merubah dunia Kita harus mulai dari diri Kita sendiri dulu setelah itu merambat ke lingkungan. Mulailah dari hal yang kecil terlebih dahulu kemudian terus meningkat ke hal yang lebih besar dan lebih besar lagi sehingga pada waktunya akan sampai ke tujuan Kita bersama. Dunia yang dahulu menerapkan hukum rimba “Siapa yang menang dia yang berkuasa dan Siapa yang lemah dia akan mati” relative tidak terlihat seperti itu. Hal ini disebabkan oleh etika yang dimiliki manusia. Di dalam hatinya muncul cahaya moral yang memancar dan membawa pemikiran untuk kesejahteraan bersama. Terbukti bahwa etika dapat merubah dunia dan masyarakatnya ke arah yang lebih maju, ke arah sejahtera bersama. Memang pada dasarnya masing-masing manusia memerjuangkan kepentingan Mereka sendiri-sendiri tapi dengan adanya etika masing-masing manusia tidak akan terlalu mementingkan dirinya sendiri, Meraka akan menghormati adanya kepentingan Orang lain selain kepentingan Mereka sendiri.
Terkahir, apabila setiap Manusia menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kehidupannya mulai dari etika  terhadap diri sendiri, etika terhadap keluarga dan Orang tua, etika terhadap lingkungan sekitar pastilah Kita akan dapat merubah dunia menjadi lebih baik dan terus lebih baik, sehingga dengan adanya etika, masyarakat dunia tidak akan perlu aturan-aturan tertulis untuk mengatur mereka, mereka akan sadar dengan sendirinya mana yang baik dan mana yang buruk sehingga secara keseluruhan dunia akan berubah dengan adanya etika.