Widget

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

Sabtu, 29 Oktober 2011

Renunganku dengan Orang Tuaku

Saya tidak pernah menyangka akan dilahirkan ke dunia ini, bahkan akan menjadi dewasa seperti sekarang dan bisa menembus dinding akademik STAN pun saya tidak menyangkanya. Saya dilahirkan dalam keluarga yang menurut saya sangat membahagiakan. Kenapa seperti itu?, karena saya dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya, saya dididik dan dilatih untuk bersikap dan menjadi pribadi yang baik. Saya dibesarkan di dalam keluarga yang sangat sederhana, ingat Ayah, yang saya panggil Papa berangkat pagi pulang malam untuk mencarikan nafkah dan biaya pendidikan saya. Ingat mama yang di rumah selalu mengawasi saya dan mengurus segala keperluan rumah tangga, semua itu masih terekam jelas dalam memori otak saya sampai sekarang.
Papa dan Mama mendidik saya pasti ada marah dan kesal, saya masih ingat waktu saya tidak bisa matematika waktu SD, saya membuat mereka kesal dengan tidak mampunya saya dalam mengerjakan soal yang mereka berikan. Saya juga termasuk anak yang nakal waktu kecil, namun hebatnya Papa tidak pernah sama sekali memukul saya sampai saya seusia sekarang tapi Mama sering sekali memukul saya, itupun karena tidak bisa dalam hal pelajaran. Namun itu bukan menjadikan saya benci terhadap mereka karena saya menyadari bahwa mereka melakukan seperti itu karena mereka sangat menyayangi anaknya. Mereka ingin anaknya lebih baik dari mereka pada waktu muda dulu. 
Waktu terus berlalu sehingga saya menjadi tumbuh dewasa, sangat terasa sekali apa yang mereka berikan kepada saya di waktu kecil, sehingga saya bisa menajadi seperti sekarang ini. Saya sering merenungkan bahwa apabila orang tua saya tidak keras terhadap saya, entah seperti apa Saya sekarang.
Di dalam rumah, saya selalu diajarkan untuk bisa menyampaikan pendapat, mereka sebagai orang tua tidak pernah merasa selalu benar, mereka memberikan kesempatan kepada saya untuk mengoreksi mereka kalau mereka khilaf. Kalimat yang selalu Saya ingat sampai sekarang adalah “le, kamu tidak hanya dapat menjadikan kami sebagai orang tua saja, kami bisa jadi teman buat kamu, tempat untuk curhat, sebagai sahabat, bahkan juga sebagai partner kerja. Kami, Orang tua tidak selamanya benar, kami juga pasti dapat melakukan kesalahan, untuk itu tugas kamu sebagai anak untuk dapat mengingatkan kami jika kami salah, kami akan selalu terbuka dengan semua masukan kamu”. Kalimat itulah yang membuat saya dengan orang tua merasa dekat, karena mereka memperkenankan saya untuk selalu bisa menjadikan mereka apapun, yang tentunya masih dalam koridor antara orang tua dengan anak. Itu juga yang membuat saya selalu terbuka dengan orang tua, sehingga saya tidak pernah ragu untuk membagi semua masalah saya dengan orang tua. Apapun pasti saya ceritakan dengan orang tua baik itu hal yang baik atau hal yang buruk dan sama sekali tidak ada yang saya sembunyikan dari mereka.
Ingin sekali cepat-cepat membalas semua kebaikan mereka, walaupun Saya menyadari bahwa Saya tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan mereka dan memang tidak akan bisa terbalas apa yang telah mereka lakukan terhadap saya, Papa yang dari pagi hingga malam mencari uang untuk biaya hidup dan pendidikan Saya, Mama yang rela memetaruhkan nyawanya demi melahirkan saya, sungguh benar-benar tidak akan pernah bisa terbalas.
Namun, saya telah bertekad bahwa saya akan berusaha melakukan yang terbaik buat mereka, berusaha tidak menyakiti hati mereka dengan semua sikap Saya, dan berusaha untuk menuruti apa yang mereka katakan. Selama ini, apa yang mereka katakan tidak pernah bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan.
Itu saja renungan Saya dengan Orang tua, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar