Widget

Change Background of This Blog!


Pasang Seperti Ini

Minggu, 18 Desember 2011

Bagaimana Etika Merubah Dunia?


Bagaimana Etika dapat Merubah Dunia?
Pertama, Saya akan membahas mengenai pengertian etika. Etika adalah filsafat tentang moral, artinya bahwa etika itu membahas dan mengaji nilai dan norma moral. Etika menjelaskan dan menjadi solusi dalam permasalahan-permasalahan moral yang terjadi dalam kehidupan manusia. Etika juga merupakan sebuah pedoman bagaimana manusia harus berperilaku dengan baik agar dapat mencapai kesejahteraan bersama. Pasti Kita semua sepakat bahwa etika sangat diperlukan untuk membuat masyarakat berfungsi secara teratur. Etika juga merupakan sebuah perekat yang dapat menyatukan masyarakat untuk hidup bersama mencapai kesejahteraan. Bayangkan saja, misalkan terjadi pelanggaran etika yaitu ‘berbohong’, maka akan sangat sulit bagi masyarakat untuk memercayai orang tersebut dan apabila ini terjadi secara konsisten terhadap seluruh masyarakat, maka tidak akan pernah terjadi komunikasi yang baik yang swecara keseluruhan tidak akan bisa mencapai kesejahteraan bersama dalam masyarakat.
Dari sekelumit pengertian di atas, kita dapat menjabarkan bagaiman etika mampu merubah dunia. Namun, untuk mengubah dunia kita tidak bisa langsung merubah sesuatu dengan ruang lingkup yang sangat luas seperti dunia. Ada pepatah bijak mengatakan “Jika kamu ingin merubah sesuatu yang besar, maka mulailah dengan hal yang kecil terlebih dahulu”, sama dengan apa yang kita renungkan bersama ini. Bagaimana etika merubah dunia, Kita mulai dari hal yang kecil dahulu agar dari hal kecil semakin meluas dan meluas sehingga Kita akan sampai pada tujuan akhir Kita, yaitu merubah dunia kea rah yang lebih baik.
Untuk dapat merubah dunia, Kita harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yang kita sebut etika kepada diri sendiri. Apakah diri kita sendiri perlu etika?, jawabannya tentu saja perlu. Bayangkan saja jika kita tidak bisa beretika kepada diri kita sendiri, maka pasti akan kacau diri ini terlihatnya. Kemudian pertanyaan yang muncul adalah bagaiman etika terhadap diri sendiri?, jawabannya tentu sangat mudah, mulai dari diri ini merasa lapar, maka sebaiknya dan seharusnya Kita makan. Dalam makanpun Kita telah diatur agar tidak berlebihan. Rasulullah SAW mengatakan bahwa “Makanlah Kamu di saat lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang”. Tujuannya adalah agar Kita seimbang dalam diri Kita dan agar Kita sehat. Saya membayangkan bagaiman jika Saya makan sampai kenyang atau mungkin makan sampai terlalu kenyang, pasti Saya akan merasa perut Saya sakit dan malas untuk berbuat apa-apa. Inilah etika terhadap diri sendiri berupa makan.
Kemudian adalah mandi. Apabila diri ini merasa bau, sebaiknya mandi, tidak hanya pada saat merasa bau, tetapi juga Kita dianjurkan untuk mandi setiap hari. Selain agar sehat juga agar Kita bisa menjaga diri dari celaan Orang lain. Bayangkan saja apabila Kita tidak mandi berhari-hari, maka selain Kita mudah terkena penyakit, juga Kita akan dicela oleh Orang lain karena Orang lain merasa terganggu dengan kehadiran Kita yang beraroma tidak sedap akibat tidak rajin mandi atau tidak mandi berhari-hari.
Yang selanjutnya adalah cara berpakaian. Dalam cara berpakaianpun Kita dianjurkan untuk memakai pakaian yang baik, bukan berarti pakaian yang bagus dan harganya mahal, akan tetapi pakaian yang layak dipakai sesuai dengan kondisi tempat dan Orang-orang yang akan Kita temui. Berpakaian yang baik merupakan salah satu cara dalam Kita beretika pada diri Kita sendiri. Orang tua Saya pernah berpesan “Nak, kalau kamu dengan cara berpakaianmu tidak menghargai orang lain minimal Kamu hargailah diri Kamu sendiri”. Ini menunjukkan bahwa pentingnya sebuah pakaian untuk dapat menghargai diri Kita sendiri. Bayangkan saja apabila Kita ambil contoh dalam sebuah pertemuan peserta lain berpakaian formal, missal baju batik dan celana panjang. Sedangkan Kita hanya memakai kaos oblong dan celan training. Selain Kita tidak menghargai orang lain, kita juga tidak menghargai diri Kita sendiri. Dengan etika terhadap diri sendiri  inilah hidup Kita sendiri akan menjadi teratur, sehingga penerapan etika harus dimulai dari lingkup yang kecil terlebih dahulu.
Lalu untuk merubah dunia dengan etika adalah dengan menerapkan prinsip beretika atau beretika yang baik dengan keluarga. Di sini Saya tidak akan membahas etika keluarga dengan kapasitas sebagai orang tua, tapi dalam kapasitas sebagai seorang Anak kepada Orang tua. Etika dalam keluarga itu sangat diperlukan. Bayangkan saja apabila dalam keluarga satu sama lain tidak memiliki etika, missal saja seorang Anak selalu melawan Orang tuanya, maka tidak akan nyaman rumah itu untuk tempat tinggal. Ada pepatah mengatakan “Rumahku adalah Surgaku”. Hal ini bukan berarti sebuah rumah dibangun secara mewah, besar, dan bagus. Namun lebih kepada isi dalam rumah tersebut yaitu Orang tua dan Anak. Kita sebagai Anak harus memiliki etika kepada Orang tua. Caranya adalah dengan berusaha melaksanakan perintah Orang tua, alangkah indahnya apabila dari hal kecil saja misalkan seorang Ibu meminta tolong kepada Anaknya yang sedang mengerjakan tugas, “Nak, tolong belikan Ibu 1 Kg telur “. Sang Anak dengan sigap “ya, bu”. Langsung Ia kerjakan perintah itu walaupun sedang mengerjakan tugas.
Kemudian etika dengan orang tua juga dapat ditunjukkan dengan tidak berbicara kasar kepada Orang tua atau anggota keluarga yang lain. Karena itu dapat menyakiti hati Mereka. Bayangkan saja apabila Orang tua berbicara kasar kepada Anaknya atau sebaliknya, tentunya rumah tersebut tidak akan nyaman untuk dihuni. Dengan etika terhadap keluarga inilah Kita telah memulai langkah kecil dalam merubah dunia agar menjadi lebih baik yang bertujuan menyejahterakan kehidupan bersama.
Setelah Kita beretika kepada diri sendiri dan Orang tua. Kita dianjurkan juga untuk beretika kepada lingkungan sekitar. Aada banyak macam Kita beretika kepadal ingkungan sekitar, misalnya etika terhadap teman, etika terhadap warga sekitar komplek atau tempat tinggal, etika di jalan ketika Kita keluar rumah, dan etika kepada tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitar Kita.
Etika terhadap teman dapat Kita tunjukkan dengan saling bertoleransi terhadap teman, tenggang rasa sangat diperlukan dalam pertemanan. Contohnya ketika ada teman yang berbeda Agama dengan kita dapat satu kelompok untuk mengerjakan tugas dan itu jatuh pada hari minggu. Alangkah indahnya jika teman-teman yang lain memersilahkan dia untuk beribadat dulu ke Gereja. Baru setelah itu dimulai belajar kelompoknya. Demikian juga dengan umat Nasrani juga mengijinkan temannya yang muslim untuk shalat jika sudah masuk waktunya. Hal inilah yang merupakan salah satu bagian dari etika Kita terhadap teman. Selain itu Kita dianjurkan untuk tidak berkata kasar kepada teman karena itu menyakiti hati  teman Kita. Bayangkan saja apabila Kita berkata kasar kepada teman Kita, mungkin saja Kita akan bermusuhan atau mungkin saja akan timbul pertengkaran.
Selanjutnya adalah beretika terhadap warga sekitar komplek atau tempat tinggal Kita. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kerja sama. Misalkan ada kerja bakti pada hari minggu, seyogyanya Kita hadir untuk berpartisipasi. Hal ini selain menunjukkan etika Kita, juga Kita akan lebih erat persaudaraan dengan warga lain. Alangkah tidak beretikanya Kita apabila ada kerja bakti Kita tidak datang dengan alasan malas. Selain dengan kerja sama Kita menunjukkan etika Kita dengan berlaku baik serta pandai menjaga lisan dengan warga sekitar. Tak jarang Kita mendengar ada warga yang bertengkar satu sama lain dan tak jarang masalahnya hanya sepele, yaitu saling ejek. Inilah langkah selanjutnya apabila Kita ingin merubah dunia dengan etika agar lebih baik.
Selanjutnya adalah etika di jalan ketika keluar rumah. Bagaiman Kita harus beretika?, caranya adalah dengan Kita mematuhi rambu-rambu yang ada di jalan dan menghormati setiap kepentingan yang ada di jalan. Tak jarang Kita lihat banyak terdapat kecelakaan di jalan disebabkan kurangnya etika Kita di jalan, banyak yang menerobos lampu merah. Itulah contoh dari tidak beretika di jalan. Alangkah indah dan tertibnya di jalan apabila Kita memiliki rasa untuk mematuhi peraturan dan beretika di jalan. Inilah mulai Kita berhubungan dengan dunia luar yang merupakan tempat di mana Kita mulai berhubungan dengan orang lain.
Kemudian adalah etika terhadap tumbuhan dan hewan di sekitar Kita. Tumbuhan dan Hewanpun perlu Kita perlakukan dengan baik karena Mereka juga makhluk Tuhan, sama seperti Kita. Cara Kita memerlakukan hewan dengan baik dan sesuai etika adalah tidak menyiksa hewan dengan cara menimpuk, menendang dan sebagainya. Terlebih jika Kita punya hewan peliharaan Kita harus rawat dia, beri makan, beri minum, dan menyayangi hewan tersebut. Cara kita memerlakukan tumbuhan dengan baik dan sesuai etika adalah tidak merusak tumbuhan sembarangan, tidak menebang semata hanya untuk mencari keuntungan. Terutama bagi yang memiliki tumbuhan di rumah masing-masing Kita harus menyiramnya setiap hari atau member pupuk dan sebagainya. Hal itu adalah bagian dari terminologi etika.
Maka jelaslah dari uraian-uraian di atas bahwa untuk merubah dunia Kita harus mulai dari diri Kita sendiri dulu setelah itu merambat ke lingkungan. Mulailah dari hal yang kecil terlebih dahulu kemudian terus meningkat ke hal yang lebih besar dan lebih besar lagi sehingga pada waktunya akan sampai ke tujuan Kita bersama. Dunia yang dahulu menerapkan hukum rimba “Siapa yang menang dia yang berkuasa dan Siapa yang lemah dia akan mati” relative tidak terlihat seperti itu. Hal ini disebabkan oleh etika yang dimiliki manusia. Di dalam hatinya muncul cahaya moral yang memancar dan membawa pemikiran untuk kesejahteraan bersama. Terbukti bahwa etika dapat merubah dunia dan masyarakatnya ke arah yang lebih maju, ke arah sejahtera bersama. Memang pada dasarnya masing-masing manusia memerjuangkan kepentingan Mereka sendiri-sendiri tapi dengan adanya etika masing-masing manusia tidak akan terlalu mementingkan dirinya sendiri, Meraka akan menghormati adanya kepentingan Orang lain selain kepentingan Mereka sendiri.
Terkahir, apabila setiap Manusia menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kehidupannya mulai dari etika  terhadap diri sendiri, etika terhadap keluarga dan Orang tua, etika terhadap lingkungan sekitar pastilah Kita akan dapat merubah dunia menjadi lebih baik dan terus lebih baik, sehingga dengan adanya etika, masyarakat dunia tidak akan perlu aturan-aturan tertulis untuk mengatur mereka, mereka akan sadar dengan sendirinya mana yang baik dan mana yang buruk sehingga secara keseluruhan dunia akan berubah dengan adanya etika.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Seperti benda lainnya, Laporan Keuangan-pun memiliki karakteristik. Adalah karakteristik kualitatif yang dimiliki oleh Laporan Keuangan.
Karakteristik kualitatif adalah suatu ukuran yang harus diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Adapun karakteristik kualitatif ini adalah:
1. Relevan
dapat dikatakan relevan apabila memenuhi kondisi berikut:
a. feedback value, menegaskan atau membenahi prakiraan pengguna laporan keuangan di masa lalu.
b. predictive value, memperkirakan masa depan dengan kejadian masa lalu dan kejadian masa kini.
c. timeliness, informasi disajikan dengan tepat waktu sehingga dapat memiliki dampak langsung dalam pengambilan keputusan.
d. Complete, disajikan selengkap mungkin agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Andal
dapat dikatakan andal apabila memenuhi kondisi berikut:
a. Penyajian yang Jujur
mengungkapkan secara jujur, apa adanya transaksi yang memang harus diungkapkan atau wajar disajikan.
b. Dapat diverifikasi
informasi dapat diuji dan memberikan hasil yang sama, walaupun diuji berkali-kali.
c. Netral
disajikan untuk memenuhi kebutuhan umum, tidak memihak pada salah satu pengguna laporan keuangan.

3. Dapat dibandingkan

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau dapat dibandingkan dengan entitas lain yang bergerak pada  bidang yang sama.

4. Dapat dipahami
Dapat dipahami oleh pengguna, namun pemahaman ini harus dilakukan oleh orang yang memang memiliki pengetahuan yang memadai atas laporan keuangan, serta adanya keinginan untuk memelajari informasi yang tertuang dalam laporan keuangan.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berdasarkan PP 58/2005 tentang Keuangan Daerah, Laporan Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari:
  1.  Laporan Realisasi Anggaran (LRAPBD)
  2. Neraca
  3. Laporan Arus Kas
  4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Berikut merupakan Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRAPBD)

LRA menyajikan informasi tentang realisasi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam satu tahun anggaran yang dibandingkan dengan rencana anggaran pada tahun yang bersangkutan. LRA yang dibuat oleh Pemerintah Daerah dibuat 2 (dua) versi, yang pertama versi APBD dan yang kedua versi SAP. LRA versi APBD dibuat berdasarkan Permendagri 13/2006 jo. Permendagri 59/2007, sementara LRA versi kedua dibuat berdasarkan PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Namun, Pemerintah Daerah membuat LRA versi pertama dahulu, kemudian mengonversinya menjadi LRA versi kedua. Hal ini dimaksudkan bahwa LRA versi APBD disampaikan kepada DPRD, sedangkan LRA versi SAP digunakan untuk kepentingan Audit oleh BPK-RI. tetapi bukan berarti hanya salah satu saja yang disampaikan, kedua LRA ini juga disampaikan kepada DPRD maupun BPK-RI.

2. Neraca

Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan pada periode tertentu, yang terdiri dari Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana. Penyajian Neraca diatur dalam PSAP no.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, lebih lanjut diatur dalam Buletin Teknis No.2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemda.

3. Laporan Arus Kas (LAK)

Memberikan informasi mengenai sumber penerimaan dan pengeluaran kas dari 3 aktivitas, yaitu aktivitas Operasi, investasi non keuangan, pembiayaan dan aktivitas non anggaran selama satu tahun anggaran. Penyajian LAK diatur dalam PSAP No.3 tentang Laporan Arus Kas. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa Sistematia LAK dibagi menjadi 3 bagian. Berikut merupakan penjelasannya:
a. Arus kas dari aktivitas operasi menjelaskan arus kas masuk dan arus kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi normal pemerintah.
b. Arus kas dari investasi non keuangan menjelaskan arus kas yang masuk dari penghapusan aset pemerintah (dijual) dan arus kas untuk pembelian aset tetap.
c. Arus kas dari aktivitas pembiayaan menjelaskan arus kas yang masuk dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
d. Arus kas dari aktivitas non anggaran menjelaskan arus kas yang masuk dan arus kas keluar dari aktivitas yang tidak dianggarkan.

4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Memberikan informasi tambahan atau rincian dari 3 komponen laporan keuangan di atas, maupun informasi lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan 3 komponen laporan keuangan tersebut, namun merupakan informasi yang relevan dan dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonominya. Adapun maksud dibuatnya CaLK ini adalah untuk memberi penjelasan tambahan kepada pemakai laporan keuangan agar tidak salah atau tersesat dalam membaca dan menganalisis laporan keuangan. Penyajian CaLK diatur dalam PSAP no.4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan







Ibu

Suatu hari hduplah ibu dan anaknya...

Ibu sedang mencuci pakaian dan anaknya sedang asyik menonton televisi. Si Ibu terlihat kelelahan dengan keringat yang menetes deras. Si anak itu mengintip Ibunya yang sedang mencuci tersebut, sayangnya si Ibu tadi melihatnya.
lalu Ibu itu menyuruh anaknya untuk membantunya mencuci piring kotor kemudian menyapu dan mengepel lantai, membeli sembako di warung,untuk uangnya itu ada di atas meja.setelah itu memotong rumput di halaman. Sang Ibu berkata "nak, tolong bantu Ibu ya mengerjakan itu semua karena Ibu sedang repot mencuci pakaian setumpuk ini, maklum kamu kan tau Ibu sebagai Buruh cuci jadi setiap hari cucian ibu pasti banyak"

mendengar perkataan Ibunya si anak lalu mengambil secarik kertas lalu menulis sesuatu, Sang Ibu bingung..dalam hatinya bergumam "ini anak disuruh kerja malah nulis2???"

setelah selesai si anak menulis, lalu diberikanlah kertas tadi kepada ibunya
yang bertuliskan:

berhubung saya sedang nonton tv dan acaranya bagus saya minta kompensasi dari pekerjaan yang ibu suruh tadi
mencuci piring: Rp.10.000,00
menyapu dan mengepel lantai: Rp. 20.000,00
beli sembako: Rp. 5.000,00
motong rumput: Rp. 30.000,00

tota:Rp. 65.000,00

setelah membaca catatan anaknya sang Ibu menulis di belakang kertas tersebut.

tulisannya adalah:

Mengandung selama 9 bulan: GRATIS
tidur yg tidak nyaman selama mengandung:GRATIS
merasakan sakitnya melahirkan kamu:GRATIS
menyusui kamu:GRATIS
bangun malam saat kamu menangis:GRATIS
mengurusi kamu siang dan malam ketika kamu sakit:GRATIS
susah payah mencari makan utk kamu:GRATIS
bahkan Ibu rela mendapat caci maki dari orang2 ketika harus berusaha menghidupi kamu: itupun GRATIS
saat keadaan miskin ibu rela tidak makan asal kamu makan:GRATIS

lalu si anak menulis di tulisan anak itu dengan tulisan "LUNAS"





wahai seluruh anak..perjuangan ibu bukan di hargai sebesar 65.000 tadi tapi bebrapa perjuangn ibu kita tidak akan pernah terbalaskan oleh apapun bahkan apabila kita punya emas setinggi gunung dan itu di berikan kepada beliau maka tidak akan pernah terbayar lunas...so mari kita sama2 berbakti kepada orang tua kita (ayah maupun Ibu) n jgn sekali kali yaa kita membentak beliau atau memperlakukan mereka sebagai "pembantu", n walaupun kita telah berkeluarga janganlah kita menyia-nyiakan orang tua kita..
mari sama2 berdoa "Ya Allah ampuni dosa kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangi aku di waktu kecil"....Amin

Apa yang akan kita perbuat terhadap ayah kita??

Di suatu malam tepatnya saat semua tertidur lelap,aku sendiri dalam kehampaan yang tak pasti..,
terombang ambing oleh kuatnya angin malam,menyusuri jalan setapak penuh suara merdu binatang malam.

Saat itulah aku tertarik untuk mencari apa arti hidup yang sebenarnya,
aku bingung,aku kosong,seolah aku seperti air yang mengalir mengikuti bentuk..tak pernah melawan,tak pernah berontak.

Saat itu,saat kekosongan hati ini..aku melihat sebuah fenomena yang sangat menyentuh hati dan perasaanku.

Aku melihat seorang tua renta dengan baju compang camping,muka yang lusuh dan bau badan yang sangat menyengat sedang mengorak-arik sampah..

Saat itu pula aku berjalan mendekatinya,aku bertanya
"bapak sedang apa malam-malam begini?"
"sedang mencari sesuatu"jawabnya.

aku tertarik untuk melanjutkan pertanyaanku..
"apa yang sedang bapak cari?"tanyaku
"makanan untuk esok nak,anak-anak bapak belum makan sejak semalam dan bapak sudah janji untuk membawa makanan untuk mereka besok walaupun bapak belum makan sejak tiga hari lalu"jawabnya.

"apa??bapak belum makan?,,memangnya apa yang bapak pikirkan sampai perut sendiri belum diisi?"

"anak-anak bapak"sahutnya
"bapak ingin selalu memenuhi kebutuhannya walau nyawa bapak taruhannya,walau bapak dimaki-maki orang karena usaha bapak yang tiap hari kerja dengan mengais sampah dan mengumpulkan botol minuman bekas"tegasnya

"tapi bapak kan belum makan sejak tiga hari lalu,bagaimana mungkin bapak kuat?"

"itulah nak,perjuangan seorang ayah dalam setiap tetes darah yang mengalir dalam hidup anaknya...bapak biar tidak makan begini,bapak masih sanggup untuk berjuang,bahkan bapak masih kuat untuk menahan sakitnya ditendang,dipukul,ditolak oleh orang-orang yang lebih 'bugar' dari bapak..bapak rela sakit..menderita..apapun bapak akan lakukan..matipun bapak bersedia asalkan hidup anak-anak bapak bahagia,asalkan ia bisa bersekolah..
tidak malu pada teman-temannya karena keadaan bapaknya...bahkan bapak bersedia tidak diakui sebagai ayah,,asalkan anak bapak tidak malu dihadapan teman-temannya"tegasnya

"mungkin itu pikiran bapak saja"sahutku
lalu beliau berkata"nak,bapak berani bertaruh bahwa seluruh ayah yang ada di dunia ini pasti akan melakukan hal yang sama,mereka terima diperlakukan apa saja"

"bagi yang bekerja di kantor mereka rela dimaki-maki karena selalu berhutang pada atasan untuk mencukupi kebutuhan pendidikan beserta fasilitasnya"
"mereka rela berdesak-desakkan di kendaraan umum demi memberikan hadiah ulang tahun anaknya yang mungkin tak seberapa,semata-mata untuk menyenangkan kita sebagai anak."
"mereka rela kerja sejak pagi hingga malam bahkan mungkin sampai pagi lagi"
"bahkan mereka rela menembus kawat berduri hanya untuk mengecup kening anaknya saat anaknya tertidur"

"adapun sebagai anak,membersihkan kotoran ayam yang ada di dpan rumah kalian saja kalian berani menendang ayah,bahkan saat beliau sakit sang anak hanya asik menonton acara kasukaannya di televisi"

"apa balasan kalian terhadap ayah?"




mendadak orang tua itu lenyap sekedipan mata....

Ayah


Catatan ini mungkin hanya sekedar tulisan2 yang tidak bermakna apa2..tapi ini mungkin bisa dijadikan bahan renungan buat kita..Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

Ayah selalu sedikit sedih ketika anak-anaknya pergi dengan teman sebayanya, karena dia sadar itulah akhir dari masa kecil mereka

Ayah mungkin tidak tahu jawaban atas segala sesuatu, tapi beliau selalu membantumu mencarinya

Ayah mungkin Lambat mendapat teman, tetapi beliau adalah sahabat bagi anak-anaknya seumur hidup

Ayah akan sangat senang membantumu, tapi beliau akan sangat sukar meminta bantuan kepada anak-anaknya

Ayah mungkin cukup tahu bagaimana mendorong ayunanmu cukup tinggi untuk membuat kamu merasa senang, tapi tidak takut

Ayah akan sangat senang membelikan makanan untukmu setelah pulang kerja, walaupun dia sama sekali tidak mendapatkan bagian dari makanan itu

Ayah selalu berdoa agar kita sukses dunia dan akhirat, walaupun kita sangat jarang sekali mendoakannya

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi dia sanggup untuk tidak tidur semalaman khawatir kamu membutuhkannya

Ayah akan melupakan apa yang dia inginkan, agar ia bisa memberikan apa yang kamu butuhkan

Ayah akan menghentikan pekerjaannya, apabila kamu ingin bicara dengannya

Ayah akan selalu berpikir dan bekerja keras untuk membayar Iuran sekolahmu setiap bulan atau biaya semester kuliahmu atau biaya hidup kamu di kosan, meskipun kamu tidak pernah bantu beliau berapa banyak kerutan di dahinya, berapa liter keringat yang dia keluarkan

Ayah akan selalu bekerja keras dan sabar menghidupimu dan mencari makan untukmu, tanpa peduli cacian dan makian yang dia terima di kantornya

Ayah akan lebih bangga terhadap prestasimu ketimbang prestasinya sendiri

Ayah hanya akan menyalamimu ketika kamu akan berangkat merantau meninggalkan rumah, karena kalau sampai ia memelukmu khawatir tidak akan bisa melepas pelukan itu

Ayah paling tidak suka menangis walaupun kamu dalam keadaan sakit, tapi kalau kamu sampai kenapa2..dia tidak akan segan mengeluarkan air matanya...(ssstt..tapi ini bukan mengangis lhoo)

tapi..dia bisa menangis dan tidak tidur semalaman, ketika anak gadisnya di rantau tidak memberikan kabar apa2

Ayah akan selalu mengingatkanmu akan suatu kebaikan, walaupun dia tidak pernah melaksanakan kebaikan itu

Ayah punya harga diri yang sangat mahal, tapi ketika kamu membutuhkan biaya untuk pendidikanmu, dia akan rela menelan harga dirinya demi bisa memenuhi pendidikanmu

Ayah mungkin seorang yang penakut, tapi dia sanggup mengalahkan monster jahat yang akan melukaimu

Ayah mungkin tenang, tapi dia akan gusar ketika kamu dalam keadaan bahaya


Berterima kasihlah kepada Ayah kitaa... :)

Renunganku dengan Orang Tuaku

Saya tidak pernah menyangka akan dilahirkan ke dunia ini, bahkan akan menjadi dewasa seperti sekarang dan bisa menembus dinding akademik STAN pun saya tidak menyangkanya. Saya dilahirkan dalam keluarga yang menurut saya sangat membahagiakan. Kenapa seperti itu?, karena saya dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya, saya dididik dan dilatih untuk bersikap dan menjadi pribadi yang baik. Saya dibesarkan di dalam keluarga yang sangat sederhana, ingat Ayah, yang saya panggil Papa berangkat pagi pulang malam untuk mencarikan nafkah dan biaya pendidikan saya. Ingat mama yang di rumah selalu mengawasi saya dan mengurus segala keperluan rumah tangga, semua itu masih terekam jelas dalam memori otak saya sampai sekarang.
Papa dan Mama mendidik saya pasti ada marah dan kesal, saya masih ingat waktu saya tidak bisa matematika waktu SD, saya membuat mereka kesal dengan tidak mampunya saya dalam mengerjakan soal yang mereka berikan. Saya juga termasuk anak yang nakal waktu kecil, namun hebatnya Papa tidak pernah sama sekali memukul saya sampai saya seusia sekarang tapi Mama sering sekali memukul saya, itupun karena tidak bisa dalam hal pelajaran. Namun itu bukan menjadikan saya benci terhadap mereka karena saya menyadari bahwa mereka melakukan seperti itu karena mereka sangat menyayangi anaknya. Mereka ingin anaknya lebih baik dari mereka pada waktu muda dulu. 
Waktu terus berlalu sehingga saya menjadi tumbuh dewasa, sangat terasa sekali apa yang mereka berikan kepada saya di waktu kecil, sehingga saya bisa menajadi seperti sekarang ini. Saya sering merenungkan bahwa apabila orang tua saya tidak keras terhadap saya, entah seperti apa Saya sekarang.
Di dalam rumah, saya selalu diajarkan untuk bisa menyampaikan pendapat, mereka sebagai orang tua tidak pernah merasa selalu benar, mereka memberikan kesempatan kepada saya untuk mengoreksi mereka kalau mereka khilaf. Kalimat yang selalu Saya ingat sampai sekarang adalah “le, kamu tidak hanya dapat menjadikan kami sebagai orang tua saja, kami bisa jadi teman buat kamu, tempat untuk curhat, sebagai sahabat, bahkan juga sebagai partner kerja. Kami, Orang tua tidak selamanya benar, kami juga pasti dapat melakukan kesalahan, untuk itu tugas kamu sebagai anak untuk dapat mengingatkan kami jika kami salah, kami akan selalu terbuka dengan semua masukan kamu”. Kalimat itulah yang membuat saya dengan orang tua merasa dekat, karena mereka memperkenankan saya untuk selalu bisa menjadikan mereka apapun, yang tentunya masih dalam koridor antara orang tua dengan anak. Itu juga yang membuat saya selalu terbuka dengan orang tua, sehingga saya tidak pernah ragu untuk membagi semua masalah saya dengan orang tua. Apapun pasti saya ceritakan dengan orang tua baik itu hal yang baik atau hal yang buruk dan sama sekali tidak ada yang saya sembunyikan dari mereka.
Ingin sekali cepat-cepat membalas semua kebaikan mereka, walaupun Saya menyadari bahwa Saya tidak akan pernah dapat membalas semua kebaikan mereka dan memang tidak akan bisa terbalas apa yang telah mereka lakukan terhadap saya, Papa yang dari pagi hingga malam mencari uang untuk biaya hidup dan pendidikan Saya, Mama yang rela memetaruhkan nyawanya demi melahirkan saya, sungguh benar-benar tidak akan pernah bisa terbalas.
Namun, saya telah bertekad bahwa saya akan berusaha melakukan yang terbaik buat mereka, berusaha tidak menyakiti hati mereka dengan semua sikap Saya, dan berusaha untuk menuruti apa yang mereka katakan. Selama ini, apa yang mereka katakan tidak pernah bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan.
Itu saja renungan Saya dengan Orang tua, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surga Menurut Mereka

Ada sebuah sajak pendek, pengarangnya anak SD yang namanya tak kuingat lagi, dulu pernah kubaca di majalah anak-anak, dan sajak itu beberapa waktu lalu pernah terdengar lagi dari mulut seorang anak remaja dengan redaksi yang berbeda tapi ada kemiripan kata-kata. Kira-kira begini bunyinya :
Apa itu Surga
Kata Mama, “Surga itu indah”
Lalu kutanya, “Adakah gunung dan pantai di sana?”
Kata Mama, “Di sana semua ada, pemandangan indah yang tak bisa terlukiskan”
Kutanya lagi, “Adakah roti keju dan susu coklat kegemaranku?”
Kata Mama, “Semuanya ada. Tuhan menyediakan segalanya di surga”
Dan aku bertanya lagi, “Kalau begitu, bolehkah aku sekarang pergi kesana, duhai Mama?”
Tiba-tiba mama menangis seraya memelukku
Kutanya pada mama, “Kenapa mama menangis?”
Mama menatapku lekat-lekat sambil berurai air mata
Lalu mama berucap, “Jangan sekarang, yah sayang… Jangan tinggalkan mama”
Aku bingung, Apa itu surga

Susi, anak remaja itu, yang juga memiliki sebuah blog pribadi, sebelum menutupkan mata selamanya, ia bercerita bahwa sajak pendek itu ia bacakan di depan orang tuanya. Terbayang sedihnya, hati ortu Susi pasti amat berduka, di kala membacakan itu, Susi kan sudah terkapar di rumah sakit, selalu terapi pengobatan karena kanker yang diidapnya. Dan pasti semua orang tua akan menitikkan air mata kalau anaknya membaca sajak tersebut dengan penuh penghayatan. Kesucian jiwa anak-anak mengantarkan kesederhanaan berpikir dalam menggapai impiannya.

Saking menggambarkan kenyamanan dan bahagianya kata “surga”, setiap orang bisa punya sudut pandang masing-masing saat melukiskan maknanya. Misalkan abah Cecep yang tukang becak, tetanggaku di bandung dahulu, beliau bilang, “Wah, kalau abah tiap hari kan nyetir becak, mungkin kalau pas bisa nyetir sedan mewah, berasa kayak di surga yah…hehe”, candanya. Ada-ada saja, si abah.
Lain lagi pikiran Mang Udin yang kerja di proyek bangunan, selalu kerja keras dari subuh sampai menjelang malam. Sampai-sampai Mang Udin pernah nyeletuk, “Haduh, Saya mah gak ada hari libur, susah ngambil cuti kayak yang kerja kantoran. Kalau Mang Udin ini cuti seharian, bisa tidur seharian sambil maen sama anak-anak, terus tidur lagi dan makan enak, wah, ibaratnya sedang berada di surga dong yah…”. Semua yang mendengar jadi tersenyum.

Bagi para ibu, merawat, mendidik anak-anak dan kebersamaan jalan perjuangan dengan suami adalah upaya merajut jalan ke surga-Nya. Bagi para suami, mengemban amanah sebagai imam dalam keluarga, melihat senyum ceria istri dan anak-anak adalah merintis keridhoan-Nya menuju kenyamanan surga. Sedangkan bagi anak-anak, serasa di surga jika bisa bermain dengan ayah-ibu yang komplet setiap hari, bisa mengerjakan apa pun yang disukai, atau berlibur sepuasnya tanpa diganggu Pe-Er atau tugas lain dari sekolah, dll.
Lain pula para politikus dan atau penguasa di kursi-kursi empuk, nampaknya surga diartikan sebagai posisi atau kedudukan, kalau menang setelah pemilu ‘bagaikan’ masuk ke pintu surga, semua jalan terasa mudah, sanak family bersuka cita, ikutan bahagia diajak jalan-jalan gratis melanglang buana, diistimewakan dalam pelayanan apa pun juga, meskipun menyadari dana yang dipakai adalah uang rakyat hasil ngutang dari badan keuangan dunia. Astaghfirrulloh…

Ada seorang saudari sholihat yang bercerita tentang teman baiknya, ibu Inah. Ketika di telepon ibu Inah bilang, “Saya tinggal di surga lho, jeng…”
“Lho…koq begitu, maksudnya gimana nih jeng…?”, tanya temannya.
Bu Inah berceloteh, “Iya…tiap subuh selalu dibangunkan adzan subuh, yang adzan suami saya sendiri atau anak-anak. Rumah kami sekarang menempel langsung dengan masjid, lho jeng… bertetangga dengan keluarga penjaga masjidnya, terasa kayak di surga toh jeng? Hehehe…”
Sang teman sangat terharu dan merasa memperoleh hikmah-Nya, Alhamdulillah, betapa bersyukurnya bu Inah, kalian taukah bahwa rumah mereka hanya sepetak ruang berukuran kira-kira 3 X 4 meter saja? Lagi pula, ruang kos-an itu berstatus mengontrak. Dengan ruangan kecil itu, bu Inah merasa bahagia ibarat sudah tinggal di surga sebab setiap waktu sholat wajib, mereka sekeluarga bisa on-time sholat berjama’ah. Subhanalloh. Sedangkan bagi orang lain, mungkin suara adzan dianggap pengganggu tidur.
”Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55] : 13)
Ustadz Sofyan yang merupakan dosenku pernah mengatakan bahwa seseorang ditempatkan di surga ataukah neraka kelak adalah keputusan atau kehendak-Nya, siapa yang dilimpahi pertolongan-Nya, ampunan serta keridhoan Allah ta’ala maka surga tempat persinggahan akhirnya. Sedangkan siapa yang dikehendaki-Nya untuk menerima adzab, maka persinggahan akhir adalah neraka. Dan orang-orang beriman melalui jalan terjal di dunia untuk mengecap kebahagiaan di akhirat, perjalanan susah, dilanda sakit, diuji dengan beragam cobaan hidup sehingga tak terpikir untuk bertanya tentang surga, yang ada dalam benak kaum mukmin adalah memohon petunjuk-Nya, keridhoan dan kasih sayang Allah SWT.

Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, ”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.” Dan dalam hadits lain disebutkan, ”Kematian adalah hiburan bagi orang beriman.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya dengan sanad hasan)
Ya Allah, Yaa Rahman Yaa Rahiim, Jadikanlah kami termasuk golongan orang yang senantiasa ingat kepada-Mu, selalu mensyukuri nikmat-Mu dan selalu meningkatkan kualitas beribadah kepada-Mu, serta selalu memperoleh ampunan-Mu, amiin. Wallohu ‘alam bisshowab.